Minggu, 02 Januari 2011

Mengasah Otak, Mendulang Samudra Ilmu

Mempertimbangkan sedemikian besarnya urgensitas ilmu, imam Syafi'i mengatakan, "Mencari ilmu lebih utama daripada shalat sunnah." Tak hanya itu, para pakar hadis seringkali menjadikan bab pertama-pertamanya adalah masalah ilmu. Tentu ini bukan suatu kebetulan. Mereka sedemikian sadar, karena ilmu semikian luar biasa pengaruhnya terhadap diterimanya amal, mereka tempatkan pada bab-bab pertama.

Kalaulah ilmu agama menghantarkan kejiwaan seseorang untuk dewasa, ilmu pengetahuan kealaman (sains), membangun peradaban manusia yang tangguh dan maju di dunia. Islam tidak mengenal pemisahan (dikotomi) antara pengetahuan agama dan kealaman (sains), sebab sains adalah sarana untuk merealisasikan agama itu sendiri.

Ilmu pengetahuan musliminlah yang menghantar peradaban Eropa secanggih sekarang. Kita simak pernyataan ahli sejarah Gustav le Bon:
"Jika kita perhatikan dengan seksama hubungan bisnis antara bangsa Timur dan Barat, dan hasil pembauran serta interaksi pasukan salib dengan orang Timur (Arab) berupa kemajuan di bidang keterampilan dan industri, maka jelaslah bagi kita bahwa orang timur (muslimin)lah yang membebaskan bangsa Barat dari kegelapan yang menyelimuti, dan menyiapkan jiwa mereka menjadi maju berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan moralitas bangsa Arab. Periode modern pun mulai beranjak saat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar